Teknologi kian maju, tapi mengapa beberapa sineas masih membuat film hitam putih? Malah film klasik terbaik dengan format tak berwarna malah jadi karya yang indah dan mengesankan. Misalnya untuk film klasik terbaik atau perang jaman dulu.
Kamu pencinta film kekinian, mungkin masih bertanya-tanya, mengapa masih ada beberapa sineas menggarap film berwarna hitam putih? Padahal zaman sekarang teknogi sudah maju ya.
Sejarah Film Hitam Putih
Ya sejarah perkembangan film hingga sampai sekarang ini begitu lama dan berliku. Pada warsa 1978 Edward James Muybridge asal Amerika membuat 16 gambar kuda dengan pose masing-masing berbeda.
Dia menuangkan gambar itu pada kertas dan membukanya secara berurutan, jadi lah semua perpaduan gambar kuda itu menciptakan ilusi gerak, seolah kuda sedang berlari.
Itulah ide awal terciptanya gambar film, yang akhirnya berkembang jadi animasi/kartun. Ide ini dipadu-padankan dengan teknik perekaman gambar melalui kamera.
Dalam soal ini, orang yang berjasa adalah Thomas Alfa Edison. Dial ah yang mengembangkan kamera sebagai alat fotografi menjadi kamera gambar bergerak (film). Pada zaman itu, gambar masih hitam putih, belum menemukan teknologi pewarnaan pada elemen kamera.
Lalu pada tahun 1895, di Prancis, Lumiere Bersaudara, yakni Louise Jean dan Auguste Marie Louis Nicholas menemukan kamera film yang jadi dasar/inspirasi perancangan kamera sinematografi modern.
Mereka pun membuat film dokumenter tanpa warna bertajuk Sortie de l’usine Lumiere de Lyon (Pegawai Pulang dari Pabrik Lumiere di Lyon). Film ini berdurasi pendek tapi menarik perhatian orang-orang pencinta sinematografi film.
Sejak film itulah, beberapa pembuat film bermunculan dari berbagai negara. Beberapa film klasik terbaik dan film perang jaman dulu tersiar di bioskop mancanegara.
Industri film Amerika (Hollywood) dan Prancis (Cannes), kemudian jadi kiblat pertama dalam produksi film , itu pun masih tak bersuara alias film bisu.
Barulah tahun 1927, sutradara Alan Crosland menggarap film berjudul Jazz Singer, yang sekaligus jadi film pionir yang bersuara.
Lalu, pada 1939, film berwarna mulai populer dengan rilis film The Wizard of Oz, besutan sutradara Victor Fleming. Sejak film itu beredar, kian banyak lah produser film ingin memproduksi film-film berwarna dan hingga kini masih berlangsung.
Tapi mengapa ya, setelah film hitam putih sejak lama berubah jadi film berwarna, kok masih ada sineas yang ingin membuat film hitam putih? Alasan utamanya adalah art dan pencapaian estetika visual.
Ini bisa diperkuat dari pernyataan sutradara film kelas Oscar asal Korea, Bong Joon-ho. Dia yang sukses melalui film Parasite (2019), segera merilis film tersebut dalam format hitam putih.
“Saya ingin film ini dibuat versi hitam-putih. Rasanya lebih realistis, dan tajam. Sang aktor pun lebih kena ekspresinya,” kata Bon Joon Hoo.
Nah, dengan alasan dari Bon Jon Hoo itulah bisa mewakili bahwa para sineas lain pun menggarap film hitam putih. Bahkan pada 10 tahun terakhir ini bermunculan film jenis itu, yang ternyata sukses di ajang Piala Oscar.
Dari sekian deretan film hitam putih yang pernah beredar, kami sajikan 10 film hitam putih terbaik, dari mulai yang klasik hingga terbaru. Beberapa di antaranya berjaya di berbagai festival film, terutama Academy Awards alias Oscar.
10 Film Hitam Putih Terbaik, Klasik dan Terbaru, Ada Peraih Oscar
1. Seven Samurai (1954)
Seven Samurai adalah salah satu film masterpiece sutradara Jepang, Akira Kurosawa. Dia menggambarkan Seven Samurai dengan dramatis dan artistik.
Dengan visual black and white, Seven Samurai jadi terlihat indah. Inilah film perang klasik terbaik di Jepang oleh Akira Kurosawa. Adegan pertempuran yang kolosal jadi terlihat indah.
Akita Kurosawa memang sutradara yang sangat mementingkan keindahan sinematografi. Selain Seven Samurai, dia juga sukses menggarap film Ran
2. Psycho (1960)
Sutradara spesialis film thriller, Alfred Hitchcock sengaja membuat film Psycho dengan format hitam putih. Alasannya untuk menutupi adegan yang terindikasi kena sensor, misalnya mucrat darah.
Tapi justru, dengan hitam putih, film Psycho jadi lebih mencekam. Sang pembunuh pun jadi lebih misterius dengan bayangan hitam di belakangnya.
Inilah salah satu film klasik terbaik karena memakai format visualisasi black and white.
3. Schindler’s List (1993), Film Hitam Putih Perang Jaman Dulu
Apa jadinya kalau kisah perang jaman dulu dibuat oleh sutradara Steven Spielberg? Kamu perlu nonton Schindler’s List. Spielberg sengaja membuat film ini black and white karena dia ingin menjalani sensor mandiri.
Dia tak mau menggambarkan korban kaum Yahudi oleh tentara Nazi Jerman pada Perang Dunia II secara gamblang. Itu sama saja berpotensi jadi menyakitkan.
Film sejarah perang jaman dulu pun akhirnya sukses di ajang Piala Oscar dengan menyabet 7 piala. Selain sebagai film Terbaik, Schindler’s List menang juga dalam kategori sutradara, sinematografi, set artistik. editing, skenario, dan ilustrasi musik.
- Film Bisu Terbaik Indonesia dan Dunia, Ada Charlie Chaplin
- 7 Film Exorcism Terbaik, Pengusiran Roh Jahat Paling Mencekam
- 7 Film Chick Flick, Drama Romantis Berbumbu Komedi Asyik
- 10 Film Christopher Nolan, Brilian dan Mengesankan, Ada Batman
- 8+ Film Tentang Depresi, Inspirasi Berharga Pentingnya Bahagia
4. Good Night, and Good Luck (2005)
George Clooney merangkap sebagai sutradara, penulis skenario sekaligus aktor yang melakoni seorang produser bernama Fred W. Friendly. Fim in pun menampilkan Robert Downer Jr sebagai Joseph Wershba selaku reporter.
Dalam film berlatar tahun 1953 itu, Clooney menggambarkan sepak terjang dunia jurnalisme televisi yang sarat intrik politik dan peperangan.
Suasana tegang di studio penyiaran dan penampakan layar TV yang serba hitam putih, membuat film Good Night, and Good Luck memang jadi terlihat klasik.
Karena ide filter black and white ala George Clooney dan tim produksinya, film ini pun masuk nominasi Film Terbaik Oscar tahun 2006.
5. The Artist (2011), Film Hitam Putih Pemenang Oscar
Inilah film drama romantis komedi yang menggegerkan berbagai festival film Internasional, termasuk Academy Award 2012. Malah The Artist jadi film terbaik pada ajang bergengsi tersebut.
Sang sutradara asal Prancis, Michel Hazanavicius berhasil membuka mata para publik pencinta film bahwa sinema gaya klasik Prancis dengan visual black and white malah akan lebih indah dan mengesankan.
Apalagi film ini mengisahkan sepasanga artis yang terkenal pada zaman dulu ketika dunia panggung jadi tempat pijakan pertama kalau artis ingin jadi populer.
6. Ida (2013)
Ida juga produksi film black and white yang menang pada Oscar 2014 sebagai film Asing Terbaik. Sinema Polandia ini berhasil secara internasional berkat ide cemerlang sang sutradara, Paweł Pawlikowski.
Pawel menggambarkan perjalanan panjang biarawati Katolik bernama Wanda dari kampung halamannya. Sosok inilah yang memperkuat setting sejarah Polandia yang kelam dengan filter kamera hitam putih jadi terlihat dramatis.
7. Roma (2018)
Roma juga adalah film hitam putih yang sukses di Academy Award 2019 dengan menyabet 3 Piala Oscar. Lagi-lagi karena filter hitam putih pada kamera film ini, Roma jadi pemenang sinematografi terbaik.
Sang sutradara Alfonso Cuaron yang juga sebagai sutradara terbaik pada ajang Oscar tahun tersebut mengubah filter jadi black and white setelah syuting. Jadi, pas mengeksekusi gambar, dia masih menggunakan kamera standar (berwarna)
8. The Lighthouse (2019)
Pemeran Batman dan pemeran musuh Spider-man yang berjuluk Green Goblin bertemu dalam film ini. Yup, Robert Pattinson dan Willem Dafoe tampil terkesan klasik melakoni peran sebagai Howard dan Wake.
Sang sutradara Robert Eggers menciptakan suasana seram pada sebuah pulau yang dijaga dua orang. Mereka terbiasa bercakap di mercusuar tua. Film berlatar 1890-an ini jadi terlihat klasik dan misterius dengan visualisasi hitam putih.
9. Mank (2020)
Lagi-lagi aktor Gary Oldman memukau para kritikus film lewat aktingnya dalam film Mank. Dia berperan sebagai Herman Mankiewicz, seorang sineas yang alkholik.
Meskipun hanya masuk nomiasi Oscar dalam film ini, Oldman layak berterima kasih kepada sang sutradara David Fincher dan penata kamera Erik Messerschmidt (pemenang sinematografi terbaik melalui film ini).
Pasalnya, berkat arahan dua orang sineas itu, akting Oldman terlihat lebih dalam dalam melakoni sosok Mankiewicz, yang kusam dan awut-awutan dengan visualisasi black and white yang kelam dan tajam.
20. Belfast (2021), Film Hitam Putih Terbaru
Belfast adalah film black and white terbilang anyar dan sukses meraih Piala Oscar 2022, dalam kategori skenario terbaik. Sang sutradara, Kenneth Branagh berhasil mengangkat karakter anak laki-laki dalam film ini jadi lebih natural dengan visualisasi hitam putih.
Film ini terinspirasi masa kecil Branagh ketika tinggal hidup di kota yang semerawut sarat hiruk pikuk. Realitas kekotoran kota, justru dengan visualisasi hitam putih membuat film Belfast menawarkan atmosfer indah.
Penutup
Nah, itulah 10 film hitam putih yang tak boleh diremehkan di tengah gempuran mayoritas film bervisual berwarna.
Faktanya, beberapa film jenis itu meskipun terkesan klasik, toh tetap menawan jadi tontonan berkualitas. Kamu bisa lihat film perang jaman dulu, jadinya termasuk film klasik terbaik.
Ajang piala Oscar adalah pembuktian paling sahih bahwa film jenis tersebut layak memang dan mendapatkan pujian karena memuat nilai-nilai cerita dan sinematografi yang sangat estetis. Kamu setuju?