The Sandman, Serial Televisi Tentang Petualangan Sang Penguasa Mimpi

the chordettes mr sandman/sandman rise of the guardians

The Sandman adalah drama fantasi menarik jadi tontonan di Netflix produksi DC Comics, bukan judul lagu dari The Chordettes berjudul Mr Sandman, juga bukan pula karakter  dalam cerita Rise of the Guardians.

DC Comics adalah ‘harta berlimpah’ cerita fantasi dengan beragam karakter yang kuat dan sangat mengesankan. Ternyata tak cuma tokoh superhero Batman, Superman, Aquaman, atau Green Lantern. DC Comics pun punya karakter unik, yakni Morpheus alias Dream.

Tokoh tersebut adalah pengejawantahan mimpi, yang menguasai dimensi mimpi, bernama Dreaming. Pemeran utamanya Tom Sturridge memang pas melakoni Morpheus yang misterius.

Jadi, The Sandman produksi DC Comics tak ada hubungannya dengan karakter dalam cerita Rise of the Guardians, atau judul lagu milik  The Chordettes berjudul  Mr Sandman.

The Sandman layak jadi cerita serial karena sayang kalau hanya jadi film layar lebar yang berdurasi lebih pendek. Ini juga jadi pertimbangan agar kekhasan penceritaan Neil Gaiman sebagai penggarap komiknya tetap terjaga.

Karena itulah Neil Gaiman pun ikut terjun juga dalam penulisan cerita versi TV serial The Sandman. Dia berkolaborasi dengan Gaiman, David S. Goyer, dan Allan H, di bawah payung produksi DC Entertainment dan Warner Bros. Television.

Gayung pun bersambut. Netflix tertarik untuk menayangkan The Sandman sebanyak 11 episode untuk session pertama. Tak disangka, pada penayangan awal Agustus 2022, The Sandman langsung trending.

The Sandman, Serial Televisi  Tentang Petualangan Sang Penguasa Mimpi

1. Karakter The Sandman

the sandman/the chordettes mr sandman

Drama serial berbumbu fantasy horor ini menjadi bahan perbincangan penonton setia Netfix. Tak hanya pemeran utamanya, Tom Sturridge, yang berwajah tampan, tapi ceritanya The Sandman begitu memancing kepenasaran tentang dimensi mimpi.

Tentu saja Tom Sturridge tak sendirian. Cerita The Sandman jadi lebih kuat dengan hadirnya aktor dan aktris yang melakoni sejumlah karakter, antara lain: Ernest Kingsley Jnr (memerankan karakter Kai’cku), Boyd Holbrook (Corinthian), dan Vivienne Acheampong (Lucienne).

Mereka semua adalah penghuni wilayah The Dreaming, yang perannya sangat penting. Misalnya, Lucienne. Dia adalah pustakawan sekaligus penjaga The Dreaming kalau Morpheus sedang absen.

Jangan lupakan karakter pendukung lainnya yang masing-masing bercirikhas, yakni Matthew the Raven (pengisi suaranya, Patton Oswalt). Dia adalah burung gagak sahabat setia Dream.

Karakter menarik lainnya yang membuat cerita The Sandman lebih ‘bertenaga’  adalah Death (saudara perempuan Dream), Hob Gadling (sobat Dream, yang hidupnya sudah ratusan tahun), Unity Kinkaid (dermawan yang terbangun dari tidur panjang hingga seabad).

2. Sinopsis The Sandman

Serial TV ini menitikberatkan pada tokoh-tokoh yang bergulat di blantika atau dimensi mimpi, terpisah dari kehidupan nyata. Ide ceritanya jadi menarik karena para tokoh itu punya peran masing-masing untuk menjaga mimpi agar tetap lestari.

Tokoh utama The Sandman bernama Morpheus jadi penguasa utama The Dream. Nama sebutan lainnya, Dream, termasuk anggota dari 7 makhluk spesial yang tergabung dalam persekutuan The Endless.

Tugas utama Morpheus adalah menciptakan mimpi untuk anak-anak agar tidurnya tetap menyenangkan. Tapi Morpheus menghadapi kendala.

Dia harus menghadapi musuh-musuh yang menularkan mimpi buruk pada anak-anak. Dia pun bersama timnya harus bergelut agar terus membasmi para pelaku perusak mimpi indah.

Salah satu target musuh Morpheus bernama The Corithians. Dia lah biang pemilik mimpi buruk yang kabur ke bumi dari dimensi The Dreaming.

Padahal semula, Morpheus pun sempat masuk penjara atas ulah seorang penyihir di dimensi mimpi. Tapi Morpheus bisa melarikan diri demi menguasai The Dreaming sekaligus menyelamatkan anak-anak dari ancaman mimpi buruk.

Ketika dia berhasil kabur dari penjara, Morpheus tak menyangka kastil tempat tinggalknya hancur. Dia kecewa dan mencari tahu penyebabnya. Semua teman-temannya pun menghilang. Morpheus sempat terpuruk.

Untungnya, masih ada Lucienne, pustawan yang selalu betah tinggal di kastil milik Morpheus. Meski kekuatannya terus berkurang, Morpheus berupaya bangkit  berkat motivasi Lucienne.

Morpheus ingin kembali membangun dimensi mimpi. Dia mencari lagi teman-temannya yang kabur, salah satunya adalah The Corinthian, ciptaan Morpheus sendiri yang jadi pengkhianat.

Morpheus harus bergegas ke bumi untuk meringkus  The Corinthian, yang berbuat onar menyebarkan mimpi buruk pada manusia, terutama anak-anak.

Berhasilkah Morpheus jadi penguasa utama The Dreaming? Apakah dia kemudian punya pendamping setia untuk membangkiykan kejayaan The Dreaming? Bagaimana pula cara dia menaklukkan The Corinthian?

3. Review 

Dari penceritaan setiap karakter dan penggambaran set lokasi The Dreaming, Tv serial the Sandman memang memukau. Pengisahannya setiap episode berjalan lumayan dinamis dan tak membosankan.

Wajar saja karena kekuatan The Sandman adalah ide tentang kedalaman mimpi, yang terkesan surealis misterius. Seolah dunia nyata dan dunia mimpi tak ada pembatas oleh kehadiran Morpheus.

Kesabaran DC Comics agar The Sandman berformat jadi cerita audio visual layak diacungi jempol. Sejak tahun 1991, perusahaan komik grafik juga production house media film tersebut menantikan momen tepat The Sandman jadi serial TV, yang akhirnya tayang di Netflix.

Kematangan dalam penggarapan cerita berbuah hasil lumayan bagus meskipun besar produksinya begitu besar. Ya, The Sandman adalah salah produksi Serial DC Comics termahal.

Tapi sepadan sih kalau kamu lihat pemanfaatan CGI dalam serial ini, sehingga special effect-nya lumayan memanjakan mata. Banyak adegan action yang memukau meskipun tak terlalu tergembar-gemborkan sisi action-nya.

Sisi horor misterius drama serial ini pun layak jadi catatan penting. Aura dimensi mimpi dalam TV serial ini terkadang bikin bulu kuduk merinding. Seolah benar adanya, bahwa mimpi adalah realitas lain di dimensi kehidupan manusia yang berbeda.

Nama The Sandman memang ada juga pada karya atau karakter lain, seperti The Sandman alias Flint Marko di Marvel Comics, ada juga karakter  Sandman alias Sanderson Mansnoozie pada kisah Rise of The Guardians.

Tapi kesamaan nama ini tak ada kaitan ceritan dengan serial produksi DC Comics ini. Apalagi kalau berkaitan asal usul dengan lagu dari The Chordettes berjudul The Sandman.

Penutup

Nah, itulah ulasan tentang The Sandman yang tayang di Netflix, baik dari sisi di balik persiapan produksinya, karakter tokohnya, maupun sinopsisnya.

Kamu penggemar film drama berbumbu fantasy yang unik, jangan mengira serial TV ini terinspirasi dari lagu The Chordettes berjudul Mr Sandman. Judul ini adalah drama yang membuatmu lebih memahami tentang dunia mimpi meskipun tak harus jadi peramal mimpi.